berikut ini adalah pertanyaan yang datang via email.
tanya:
Selamat malam dok,
berikut ini adalah pertanyaan yang datang via email.
tanya:
Selamat malam dok,
TANYA :
Halo dokter, saya mau menanyakan tentang implan gigi. Apakah dalam semua kondisi gigi yang hilang dapat digantikan dengan gigi implan? Syarat kesehatan apa yg harus dipenuhi sebelum melakukan implan gigi? Apakah perlu rontgen gigi sebelumnya? Apakah ada resiko penolakan oleh tubuh setelah pemasangan implan gigi? Setelah pemasangan implan gigi apakah ada resiko sakit gigi misalnya pada gusi yang ditanam implan gigi? Dan yang terakhir bagaimana cara pemeliharaan gigi implan, apakah harus rutin kontrol ke dokter gigi? Terima kasih atas jawabannya dokter
(Ninin Isnaningsih, 41 tahun, 160 cm, 62 kg, Jakarta)
JAWAB :
Ibu Ninin yang baik,
Penggunaan implan untuk menggantikan gigi yang hilang merupakan hal yang aman, dapat memberikan penampilan yang alami dan sudah sangat populer di dunia kedokteran gigi. Implan gigi terbuat dari bahan yang biokompatibel, yang ditanam ke dalam gusi atau tulang rahang untuk menggantikan gigi yang hilang.
Kesuksesan implan gigi tergantung kepada tingkat kemahiran Dokter Gigi yang memasang implan, kualitas dan kuantitas tulang rahang yang akan dilakukan pemasangan implan, dan kesehatan rongga mulut pasien.
Namun, banyak hal yang harus dipertimbangkan sebelum memasang implan gigi, antara lain:
1. Pertimbangan pasien:
a. Kondisi kesehatan sistemik pasien.
Misalnya memiliki penyakit Diabetes Mellitus, sebab berpengaruh terhadap proses penyembuhan jaringan setelah dilakukan tindakan pemasangan implan. Namun, jika penyakit Diabetes Mellitus-nya terkontrol, kesuksesan pemasangan implan-pun akan tercapai.
b. Riwayat penyakit gigi sebelumnya.
c. Motivasi pasien dan kemampuan menjaga kesehatan rongga mulut.
Pasien dengan kondisi rongga mulut yang buruk, tidak mampu menjaga kebersihan mulutnya sendiri, serta memiliki kebiasaan merokok biasanya akan mengalami kegagalan jika dilakukan pemasangan implan gigi.
2. Pertimbangan biaya.
3. Pertimbangan kondisi gigi sebelahnya, tulang rahang dan jaringan lunak sekeliling serta yang akan dipasang implan gigi.
Semua informasi yang berkaitan dengan pertimbangan pemasangan implan gigi diperoleh melalui anamnesa ke pasien, pemeriksaan klinis, dan radiografi (biasanya foto panoramik gigi).
Keberhasilan pemasangan implan gigi harus dilihat dari kriteria subyektif dan obyektif, antara lain:
1. Kriteria subyektif:
a. Berfungsi dengan baik.
b. Nyaman dipakai.
c. Meningkatkan estetik.
d. Meningkatkan status psikis dan mental.
2. Kriteria obyektif:
a. Kerusakan tulang tidak melebihi ? ketinggian vertikal protesa.
b. Keseimbangan oklusal dan dimensi vertikal yang baik.
c. Peradangan gusi bisa dirawat.
d. Kegoyangan implan tidak melebihi 1 mm dalam segala arah.
e. Tidak adanya gejala infeksi atau infeksi.
f. TIdak terjadi kerusakan pada gigi di dekatnya.
g. Tidak terjadi parestesi pada kanalis mandibularis, sinus maksilaris, atau dasar rongga hidung.
Namun, ada kalanya implan gigi yang dipasang tidak sesuai dengan yang diharapkan, dan implan gigi harus dilepas jika ada hal-hal seperti berikut:
1. Rasa sakit yang kronis.
2. Pergerakan implan cukup nyata.
3. Infeksi.
4. Hilangnya tulang pendukung bersifat progresif.
5. Anestesia atau parestesia yang tak tertahankan.
6. Adanya fistula oraoantral atau oronasal.
7. Fraktur (patah) tulang.
8. Gangguan kesehatan atau mental yang nyata.
9. Patahnya implan bersifat ireversibel.
10. Kerusakan gigi di dekatnya yang bersifat ireversibel.
11. Adanya masalah yang berkaitan dengan kosmetik.
Sedangkan cara untuk memelihara implan gigi adalah dengan menjaga kesehatan rongga mulut anda melalui penyikatan gigi dengan teknik dan frekuensi yang tepat (usahakan jangan ada sisa makanan yang tersisa dan menempel pada implan dan gigi-gigi anda), menggunakan obat kumur klorheksidin sebagai antibakteri, menggunakan benang gigi sebagai pembersih gigi tambahan, tidak melakukan kebiasaan buruk seperti merokok, dan lakukan juga pemeriksaan rutin ke Dokter Gigi yaitu 3-4 kali setahun untuk dilakukan pembersihan plak atau karang gigi.
Anda dapat berkonsultasi lebih lanjut terhadap Dokter Gigi yang memang bersertifikasi untuk melakukan pemasangan implan gigi. Tanyakan segala sesuatu-nya yang anda rasa kurang jelas.
Demikian Ibu Ninin, semoga informasinya bermanfaat.
Salam gigi sehat
Sumber:
http://lifestyle.kompas.com/read/2013/05/16/10280253/Syarat.dan.Keamanan.Pasang.Implan.Gigi
TANYA :
Dok, saya ingin bertanya. Apakah pemasangan implan gigi itu mengandung risiko yang membahayakan? Apabila digunakan dalam jangka panjang, apakah ada efek sampingnya ? Bagaimana cara memilih implan yang aman dan dalam kondisi apa sebaiknya kita memutuskan untuk memilih metode implan? Mohon penjelasannya. Terima kasih.
(Windara, 20, Depok)
JAWAB :
Hai Windara, pemasangan implan gigi tidak akan berbahaya, tentu saja banyak faktor yang mempengaruhi. Faktor tersebut adalah kualitas dan kuantitas tulang rahang yang baik, kesehatan umum pasien, dan ketrampilan dokter giginya.
Gigi implan dalam penggunaan jangka panjang dapat memiliki efek samping jika keadaan rongga mulut pasien dan kesehatan tubuh pasien yang tidak dijaga dengan baik, serta kebiasaan buruk pasien.
Efek sampingnya berupa gagalnya penyatuan tulang rahang dengan implan, peradangan mukosa di sekitar implan, dan pengeroposan tulang rahang di sekitar implan. Pertimbangan untuk menggunakan implan gigi adalah apakah kesehatan umum anda baik, tidak ada penyakit sistemik, keadaan tulang rahangnya baik, serta pertimbangan biaya.
Pemilihan bahan dan teknik implan dapat dikonsultasikan langsung oleh dokter gigi anda. Ingat, sebaiknya anda harus mendatangi dokter gigi yang kompeten untuk melakukan implan gigi, karena tidak semua dokter gigi mampu melakukannya.
Gigi memiliki fungsi yang sangat penting. Selain berperan dalam fungsi pencernaan, gigi juga sangat menunjang penampilan kita. Gigi ompong sudah pasti akan merusak penampilan.
Selain mengganggu penampilan, gigi ompong juga membuat Anda tak nyaman saat makan. Makanan yang masuk ke dalam mulut tidak akan tercerna dengan baik jika pengunyahan tidak sempurna. Nah, salah satu cara untuk mengganti gigi ompong kini bisa dilakukan dengan implan gigi.
Tak Selesai dengan Cabut Gigi
Implan gigi adalah sebuah cara menggantikan fungsi gigi asli dengan gigi tiruan dengan memasang semacam sekrup yang ditanamkan ke dalam tulang rahang.
Sekrup yang berfungsi sebagai selongsong gigi ini ini berfungsi sebagai pengganti akar gigi asli. “Bentuknya memang seperti sekrup, terbuat dari bahan titanium yang bersifat kompatibel, bisa menyatu dengan sel jaringan yang ada di sekitar tulang rahang. Ia bisa diterima jaringan tubuh, sehingga tidak ada efek samping,” kata Dr. Lita R. Darmawan, FISID
Mereka yang memilih melakukan implan gigi biasanya orang yang sudah mulai mengeluh pada saat makan karena ompong dan mulai merasa tidak nyaman. Selama ini, mencabut gigi dianggap menyelesaikan masalah ketika gigi sakit atau goyang, padahal pencabutan justru menjadi penyebab timbulnya masalah baru.
Setelah dicabut, gigi akan ompong, lalu gigi di atas/di bawahnya dan di kiri/kanannya akan miring ke posisi gigi yang ompong, karena tidak ada yang menahan. Akibatnya, gigi di antaranya akan menjadi tempat sisa makanan menumpuk.
Terlihat Tua
Lita menambahkan, implan juga berfungsi sebagai pengganti gigi bagi pasien yang sulit memakai gigi palsu lepasan. Pada kondisi tertentu, pada pasien yang giginya sudah dicabut terlalu lama, tulang rahangnya akan mengalami proses penyusutan (mengecil/narrowed ). Dengan gigi lepasan, umumnya pasien akan mengalami sakit saat mengunyah karena rahangnya mengecil. Padahal, fungsi pengunyahan merupakan merupakan salah satu faktor penting dalam sistem pencernaan.
“Jika pengunyahan tidak seimbang, karena gigi ompong misalnya, biasanya pundak akan sering pegal, muncul masalah di pencernaan karena makanan tidak dikunyah sempurna, sehingga usus bekerja lebih berat,” lanjut Lita.
Selain itu, wajah atau muka pemilik gigi ompong juga akan terlihat kempot dan tua karena tidak ada penyangganya (gigi). Untuk mengisi posisi ompong tersebut, biasanya dipasang gigi palsu lepasan. Namun, gigi palsu tersebut berpotensi hilang dan menyebabkan sakit ketika makan.
“Dengan berkembangnya teknologi kedokteran gigi, kemudian berkembang mahkota jembatan tiruan (jaket). Cara ini mengharuskan gigi tetangga dikecilkan dengan tujuan dijadikan pegangan untuk gigi ompong tersebut. Sayangnya, jika gigi tetangga masih dalam kondisi bagus dan sehat, terpaksa dirusak untuk dikecilkan,” ujar Lita menjelaskan.
Implan juga tidak merusak gigi sebelahnya, seperti yang terjadi pada pembuatan mahkota jembatan pada pasien ompong. ”Implan tidak akan merusak gigi di kiri kanannya, meskipun sama-sama berupa selongsong. Implan ini sifatnya konversi, sehingga proses penyusutan tulang tidak akan terjadi.
Implan bisa bertahan seumur hidup atau sekitar 30 tahun dengan tetap melakukan perawatan setelah pemasangan. “Perawatan yang harus dilakukan di antaranya menjaga pola hidup, pola makan, dan pola kebersihan mulut dan gigi,” kata Lita.
Meski tidak memiliki efek samping, tidak semua orang ternyata bisa melakukan implan. Pasien yang secara sistemik kesehatannya kurang bagus, atau pada pasien dengan oral higienitas kurang, tidak bisa melakukan pemasangan implan. Contohnya, penderita diabetes, HIV/AIDS, dan penderita kelainan tulang.
“Perokok berat juga tidak bisa menggunakan implan karena rokok akan mengganggu proses penyembuhan. Kalaupun perokok hendak memasang implan, paling tidak seminggu sebelum dan setelah pemasangan harus berhenti total,” jelas Lita.
Nova/Hasto Prianggo
Sumber :
http://lifestyle.kompas.com/read/2010/09/22/14090648/Dengan.Implan..Senyum.Pun.Menawan
Sharron Kay Thorton (60) yang buta hampir sepuluh tahun kembali mendapatkan penglihatannya setelah menjalani pembedahan implan gigi di relung matanya. Sebuah gigi taring ditanamkan di lubang mata sebagai landasan untuk menahan lensa plastik kecil. ”Untuk pasien yang tubuhnya menolak transplantasi atau kornea artifisial, prosedur itu sangat membantu,” ujar dokter yang membedah Thorton, Victor Perez.
Tim dokter mengambil gigi taring Thorton dan tulang di sekitarnya. Gigi dihaluskan permukaannya, dibentuk dan dibor sebuah lubang kecil untuk tempat lensa optik silinder. Gigi dan lensa diimplan di bawah kulit pipi selama dua bulan supaya melekat dan kemudian baru diimplantasi ke ”soket” mata.
Setelah rangkaian operasi itu, tim dokter membuka perban mata Thorton dua minggu lalu. Sang nenek mampu membedakan obyek dan wajah beberapa jam kemudian. Setelah lima belas hari dia mampu membaca koran. ”Saya tidak sabar ingin melihat cucu-cucu untuk pertama kalinya. Terkadang kita tidak terlalu perhatian dengan penglihatan dan tidak menyadari bahwa itu bisa hilang kapan saja. Ini benar-benar keajaiban,” ujarnya.(AFP/INE)
sumber :
http://lifestyle.kompas.com/read/2009/09/18/09274214/Implan.Gigi.Kembalikan.Penglihatan.Nenek
Kehilangan gigi bagian depan tentu dapat mengurangi rasa percaya diri seseorang. Anda menjadi malu untuk senyum lebar yang memperlihatkan gigi. Tak hanya mengganggu penampilan, gigi yang copot pada bagian depan juga bisa mempengaruhi kelancaran berbicara hingga memotong makanan.
Ada beberapa cara untuk mengatasi hal itu, yakni memakai gigi palsu baik yang lepasan atau pun implan gigi yang sifatnya lebih permanen.
“Implan gigi bisa digunakan untuk menggantikan sekurang-kurangnya satu gigi, bahkan seluruh gigi di mulut manusia yang dipasangkan secara permanen untuk memperbaiki fungsi dan penampilan,” ujar dokter gigi Imam Wahyu Kusumadirja dalam diskusi di Rumah Sakit Bethsaida, Gading Serpong, Tangerang, Banten, Rabu (17/12/2014).
Iman menjelaskan, implan gigi merupakan struktur yang berbentuk seperti akar gigi yang terbuat dari titanium. Akar buatan itu ditanamkan ke dalam tulang untuk menggantikan akar gigi alami yang telah hilang atau rusak. Terdapat berbagai bentuk dan ukuran yang disesuaikan dengan gigi pasien. Implan gigi pun dibuat sangat menyerupai gigi asli.
“Setelah pasang implan, makan dan mengunyah jadi nyaman seperti gigi asli,” kata Imam yang merupakan Kepala Departemen Bethsaida Hospital Dental Center (BHDS) itu.
Imam mengatakan, implan juga dapat mengurangi risiko penyusutan tulang dan gusi turun akibat pencabutan atau tidak adanya gigi terlalu lama.
Implan gigi juga tidak menimbulkan pergerakan, perubahan warna, bau tidak sedap, dan tak perlu pembuatan ulang pelat seperti gigi palsu atau tiruan lepasan.
Untuk pemasangan implan dibutuhkan waktu sekitar 1 hingga 3 bulan setelah prosedur pencabutan gigi. Implan gigi, lanjut Imam, dapat digunakan seumur hidup pasien. Tingkat keberhasilan jangka panjang mencapai 95 persen.
“Implan salah satu cara untuk smile makeover. Senyum pasien lebih percaya diri, enggak malu-malu,” ucap Imam.
Sumber :
http://lifestyle.kompas.com/read/2014/12/18/100000723/Bisa.Senyum.Lebar.Setelah.Implan.Gigi
Dalam buku Pandunan Pasien Mengenai Implan Gigi, dr. Tb. Iman Wahyu Kusumadirja menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk merawat implan gigi yang sudah dilakukan. Setelah operasi pemasangan implan, pasien mungkin akan mengalami pembengkakan dan rasa sakit pada gigi. Oleh karena itu, dibutuhkan pengompresan pada bagian yang bengkak dengan menggunakan salep pereda bengkak yang diberikan dokter.
Karena bengkak inilah pasien diharapkan melakukan diet lunak selama satu hingga dua minggu dan menggunakan obat kumur secara rutin setelah menyikat gigi. Perlu diketahui, area bekas operasi tidak boleh disikat selama dua minggu sebelum jahitan dibuka. Area bekas operasi ini juga tak boleh disentuh dengan menggunakan lidah sekalipun.
Namun jangan takut, menurut dokter yang bekerja di Bethsaida Hospital Dental Center ini, pada kasus yang mudah, pasien bisa melakukan aktivitas seperti biasa di kemudian harinya. Namun, cepat lambatnya penyembuhan luka bekas operasi tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat kebersihkan gigi dan mulut pasien, kesulitan dan kondisi kasus, serta prosedur operasi yang dilakukan.
Setelah semuanya berangsur normal, tentu pasien harus menjaga implan gigi seperti menjaga dan merawat gigi asli. Dr. Iman juga menjelaskan bahwa gigi harus bersih dan terhindar dari plak dalam jangka waktu yang lama dengan cara menggosok gigi secara teratur dua kali sehari. Pemilihan sikat gigi pun harus yang berbulu lunak serta menggunakan benang gigi untuk kebersihan gigi yang lebih optimal. Selain itu, biasanya dokter juga akan menganjurkan untuk menggunakan obar kumur antibakteri sebagai perawatan ekstra untuk gigi. Terdengar tak begitu sulit merawatnya, kan?
Jika gigi dewasa tanggal, jangan menunda-nunda untuk menggantinya dengan gigi palsu. Saat ini ada berbagai tipe gigi palsu, yakni yang lepasan atau yang sifatnya permanen. Untuk gigi palsu permanen, implan gigi merupakan alternatif yang direkomendasikan karena fungsi dan bentuknya mirip seperti gigi asli.
Kelebihan implan gigi, menurut drg.Jonan Angkawidjaja, Sp.Pros, antara lain adalah stabilitas dan kenyamanan gigi tiruan yang lebih optimal. “Ini karena gigi palsu ditanam di dalam tulang rahang. Secara psikologis pasien juga merasa masih punya gigi, tidak ompong,” katanya dalam acara pembukaan Dental Specialist Clinic RSPI Pondok Indah Jakarta (9/12/14).
Kemampuan utama implan gigi adalah mempertahankan ketebalan tulang rahang. “Jika gigi tanggal, maka lama kelamaan tulang rahang bisa menyusut sehingga bentuk wajah pun berubah,” ujarnya.
Nah, jika dipasangi implan gigi, keberadaan akar dari implan gigi akan mempertahankan tulang agar tidak terjadi resorbsi. Ini berbeda dengan gigi palsu lepasan yang tidak ditanam di tulang rahang. Tidak adanya tekanan pada tulang menyebabkan tulang akan menipis dan mengecil.
Implan gigi sudah dikenal di negara-negara maju sejak tahun 1980-an. Implan terbuat dari tiang logam (biasanya titanium), yang dipasang dalam tulang rahan di bawah jaringan gusi. Tiang ini akan menjadi jangkar yang stabil bagi gigi palsu. Implan gigi bahkan bisa bertahan sampai 30 tahun.
“Dengan implan gigi, pasien masih bisa menggigit dan mengunyah makanan mendekati seperti saat masih ada gigi asli,” kata Jonan.
Meski demikian, menurut dia tidak semua kasus perlu pemasangan implan gigi. “Kalau dengan gigi tiruan sederhana sudah cukup buat apa yang mahal,” ujarnya.
Harga pemasangan implan gigi memang tidak murah, biasanya mencapai puluhan juga. Pasien juga harus disiplin menjalani prosesnya karena prosedurnya cukup panjang sehingga pasien harus bolak-balik ke dokter gigi. “Implan gigi perlu proses sampai 3 bulan sebelum terjadinya proses penulangan dan gigi berfungsi optimal,” katanya.
Meski gigi implan hanyalah gigi palsu, namun kebersihan gigi tetap perlu diperhatikan. Ini karena kalau tidak bersih bisa terjadi radang dan menyebabkan infeksi sehingga implan gigi lepas,” katanya.
Walau implan gigi memiliki banyak kelebihan, namun jika pasien memiliki penyakit sistemik yang tidak terkontrol seperti penyakit diabetes, maka angka keberhasilan pemasangan implan bisa lebih rendah.
“Orang yang diabetes punya sistem imun dan kerentanan sehingga mereka rentan infeksi. Demikian juga dengan orang yang punya hipertensi dan penyakit jantung harus dikonsultasikan dulu dengan dokter karena proses pemasangan implan perlu anestesi,” katanya.
Berapa Lama Pasang Implan Gigi dari Awal Sampai Akhir
Sumber :
http://lifestyle.kompas.com/read/2014/12/10/115619023/Implan.Gigi.Solusi.Hidup.Nyaman.Setelah.Gigi.Tanggal